image1 image2 image3

HALLO SAYA ' VENDI '|SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA| INDONESIA MEMBANGUN BALIKPAPAN SEJAHTERA |BALIKPAPAN BERIMAN ''BERSIH, INDAH, AMAN DAN NYAMAN"

Jembatan Pulau Balang Penghubung Balikpapan – PPU

Dok. Humas Pemkot Balikpapan
Jembatan Pulau Balang merupakan jembatan yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Progres pekerjaan jembatan tersebut sampai saat ini masih terus berjalan. Megaproyek yang dianggap fenomenal bagi masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) ini menyerap anggaran triliunan rupiah dari APBD Provinsi Kaltim berkisar 425 miliar rupiah maupun APBN sebesar 1,33 triliun rupiah. Proyek tersebut dikerjakan Kontraktor Kerja Sama Operasi atau KSO yang terdiri dari PT Hutama Karya, PT Adhi Karya dan PT Bangun Cipta. Jembatan sepanjang 470 meter tersebut telah membentang menghubungkan kawasan PPU hingga Pulau Balang dengan ditopang oleh 5 tiang pancang. (Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Balikpapan)

Masyarakat berharap proyek pembangunan jembatan Pulau Balang ini segera terselesaikan. Pasalnya
masyarakat Kabupaten PPU sangat menantikan jembatan ini sebagai sarana penopang perekonomian Kabupaten tersebut. Karena selama ini meraka selalu menggunakan jalur laut untuk menyebrang ke Balikpapan. Seperti menggunakan kapal fery, speed boat, maupun kapal tradisional yang sering mereka sebut dengan kapal Klotok.

Namun pembangunan Jembatan Pulau Balang yang dinanti-nanti ini dinilai kurang efisien. Selain itu, jembatan yang dibangun atas intruksi Pemprov Kaltim ini dinilai akan mengancam kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW). Sekaligus memutus rantai ekosistem yang telah terbangun sejak puluhan ribu tahun yang lalu.

Dok. Humas Pemkot Balikpapan
Lebih lanjut, pembangunan Pulau Balang juga dianggap akan mengancam habitat buaya Sapit, populasi Lutung Dahi Putih dan juga Bekantan. Sementara pembangunan jembatan melalui sungai akan menghilangkan populasi ikan muara, termasuk Duyung Karang, rumput laut dan ikan Pesut sebagai ikon Provinsi Kaltim yang hampir punah. Beberapa aktivis pemerhati lingkungan seperti Forum Peduli Teluk Balikpapan, Balikpapan Hijau, dan Discovery Borneo yang tergabung dalam komunitas lingkungan di Kota Balikpapan sangat menyayangkan proyek ini. Mereka telah menyurati pihak Pemprov Kaltim agar kembali mengkaji pembangunan jembatan Pulau Balang. Namun hasilnya Pemprov Kaltim tidak menggubris, dan tetap melanjutkan proyek tersebut.

Jika ditinjau dari segi ekonomi, proyek ini merupakan pemborosan anggaran karena jalan yang akan dibangun sebagai akses menuju jembatan terlalu panjang, yakni 100 km. Kemudian muncul pertanyaan masyarakat, mengapa jembatan Pulau Balang dibangun di daerah utara Balikpapan? Masyarakat kota Balikpapan dan Kabupaten PPU berharap jembatan tersebut dibangun di wilayah Balikpapan barat. Karena masyarakat menilai wilayah tersebut yang paling dekat untuk menghubungkan kedua daerah ini. Pemkot Balikpapan maupun Pemprov Kaltim menyangkal bahwa pembangunan jembatan Pulau Balang yang dibangun di daerah utara Balikpapan ini sudah sesuai dengan AD-ART yang tertuang dalam perencanaan tata ruang kota Balikpapan. Pemerintah tegas menjawab bahwa berdasarkan perencanaan tata ruang kota, tidak diperbolehkan membangun sarana tranportasi termasuk jembatan di daerah barat hingga daerah kota. Menariknya, setahun belakangan ini masyarakat dikejutkan dengan pembangunan pelabuhan milik TNI Angkatan Laut yang berada tepat di daerah kota Balikpapan mengarah ke Kabupaten PPU. (Sumber: Dinas Bapeda Pemprov Kaltim)


Dok. Humas Pemkot Balikpapan
Saat ini progres pembangunan jembatan Pulau Balang telah memasuki tahapan 75 persen. Diperkirakan sekitar pertengahan 2019 telah rampung. Itu artinya sulit bagi masyarakat untuk membujuk agar pemerintah menghentikan pembangunan tersebut dan mengalihkannya ke wilayah yang dinilai efisien tanpa merusak hutan lindung maupun satwa. Serta memperkecil jarak bentang jembatan sehingga pengeluaran anggaran juga dapat diperkecil. Sebagai putra daerah kami senantiasa mendukung program pemerintah. Kami berharap agar jembatan ini nantinya dapat dimanfaatkan dengan baik, utamanya bagi masyarakat Kabupaten PPU yang sangat menantikan jembatan ini untuk membangun peradaban daerah yang lebih maju. (vendi)



Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment